Senin, 14 Januari 2013

KELEMAHAN SECURITY PADA JARINGAN WIRELESS



KELEMAHAN SECURITY PADA JARINGAN WIRELESS

Jaringan Wireless memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan  teknologi wireless sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak  penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus­kampus maupun perkantoran sudah  mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan  keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik  untuk   mengexplore   keamampuannya   untuk   melakukan  berbagai   aktifitas   yang   biasanya   ilegal  menggunakan wireless.

Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada  konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan  pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak  vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering  ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering  menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor  seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan  user/password untuk administrasi wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat  dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA­PSK dan LEAP  yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode  dictionary attack secara offline.

1. IP DEFAULT
Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh  semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung  power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi.  Hal ini menyebabkan berbagai dimungkinan terjadi aktifitas aktifitas antara lain:
– Interception atau penyadapan Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan  mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut.
– Injection Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada  cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang  memutuskan koneksi saat itu.
– Jamming Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan  pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar  jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit  sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya. S
– Locating Mobile Nodes Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan  informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan  dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
 – Access Control Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang  dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik
– Hijacking Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan  protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi  yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.


2. SSID 
Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud  agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar,  karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau  khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication)  dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text  (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah  menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang  dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi.


3. WEP 
WEP merupakan standar keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP memiliki  berbagai kelemahan antara lain :
- Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
- WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
- Masalah initialization vector (IV) WEP
- Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC­32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci  WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci  WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit. Serangan­serangan pada kelemahan WEP antara lain :
1.Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan  dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini  dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak­banyaknya. Semakin banyak IV  lemah   yang   diperoleh,   semakin   cepat   ditemukan   kunci   yang   digunakan  (www.drizzle.com/~aboba/IEEE/rc4_ksaproc.pdf)
2.Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses  cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali  ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi  kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
3.Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu,  para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah  dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini  mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan  pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi  tertentu yang mulai jarang ditemui di toko­toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi  driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.

4. WPA 
WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada  dua jenis yakni WPA personal (WPA­PSK), dan WPA­RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack  adalah WPA­PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan  menggunakan mencoba­coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase  yang yang digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk  mencegah   adanya   serangan   terhadap  keamanan  wireless  menggunakan  WPA­PSK,   gunakanlah  passphrase yang cukup panjang (misal satu kalimat). Tools yang sangat terkenal digunakan melakukan  serangan ini adalah CoWPAtty dan aircrack


5. MAC Filtering 
Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini  sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address  sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt  network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing  atau mengganti MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh  warnet­warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi  wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client  yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat  terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless,  duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client  yang tadi.




0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Following